KEMISKINAN DI KALTIM

Posted on 11.34 by


Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti pakaian, makanan, pendidikan, kesehatan, dan tempat tinggal. Kemiskinan dialami hampir di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Daerah yang kaya akan sumber daya alam seperti Kalimantan Timur pun juga mengalami kemiskinan yang jika tidak segera disikapi, dikhawatirkan akan berdampak terhadap pembangunan daerah.

Masalah kemiskinan di Kaltim sendiri terjadi dikarenakan tingginya angka perpindahan penduduk dari provinsi lain ke Kaltim namun tidak dibekali dengan keterampilan khusus yang dibutuhkan lapangan kerja yang tersedia. Sehingga bukannya meningkatkan penghasilan daerah dan mensejahterakan rakyatnya yang terjadi malah kebalikannya, banyak orang yang menganggur dan keadaan inilah yang memicu timbulnya masalah kemiskinan. Masalah keimigrasian inilah yang menjadi persoalan serius dan seharusnya mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah baik itu provinsi maupun daerah.

Tujuan dibuatnya karya tulis ini adalah untuk memotivasi setiap orang agar mau berkembang menjadi yang lebih baik lagi dengan berkaca terhadap orang, daerah atau bangsa lain yang sudah lebih maju baik dari segi pendidikan, teknologi, infrastruktur ataupun kreativitas. Dengan memanfaatkan keterampilan yang setiap orang miliki dan motivasi yang kuat dari diri sendiri, persoalan kemiskinan di daerah pun bisa tuntas. Yang imbasnya juga terhadap penurunan angka kemiskinan daerah dan negara. Juga untuk mengetahui bagaimana penanggulangan kemiskinan yang tepat untuk rakyat Kaltim agar kesejahteraan rakyat bisa meningkat.

Berdasarkan data yang diperoleh, persentase angka kemiskinan di Kaltim mencapai 7,66 persen. Sementara untuk persentase keseluruhan secara nasional sendiri pun mencapai 14,15 persen. Ini merupakan suatu keberhasilan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan yang patut diacungi jempol. Namun masih terdapat beberapa daerah di Kaltim yang persentasenya justru melebihi angka rata-rata nasional, yaitu Kabupaten Bulungan dan Malinau dengan 14,58-15,31 persen. Sementara daerah yang mampu menembus angka di bawah rata-rata nasional ialah Samarinda, Balikpapan, Berau dan Bontang.

Dari data di atas dapat dikemukakan bahwa pemerintah Kaltim melakukan pencapaian yang cukup pesat dalam pengentasan kemiskinan. Hal ini terbukti dari menurunnya angka kemiskinan di beberapa daerah Kaltim. Sementara daerah-daerah yang belum total penanggulangannya dan masih melebihi rata-rata nasional kemungkinan terjadi dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang tersedia namun kurangnya pemberdayaan pemerintah untuk mereka, faktor alam dan jarak atau lokasi tempat tinggal yang tidak dekat bisa jadi juga merupakan salah satu penyebab. Kemudian tingkat pengangguran masih tinggi terutama di kalangan pemuda. Kemungkinan mereka merasa belum berpengalaman dan takut untuk mencoba yang dikhawatirkan akan gagal. Saya ambil sebagai contoh, di Samarinda, banyak pemuda-pemudi yang senang bersantai-santai di Tepian dengan bergerombol tidak jelas dan tidak diketahui tujuannya.

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa kemiskinan di Kaltim terjadi disebabkan banyak faktor dan faktor yang relatif tinggi dari sumber daya manusianya sendiri. Ini dapat dilihat dari masalah keimigrasian, faktor pengangguran dan kesadaran diri masing-masing tentunya. Padahal jika ada kemauan yang kuat dari diri masing-masing, tentunya masalah kemiskinan pun dapat diatasi. Sebagai contoh Amerika Serikat dengan gelar negara adidaya kuasanya yang begitu memperhatikan nasib rakyatnya. Pemerintahan Amerika selalu memberikan subsisdi untuk rakyatnya agar mereka setidaknya dapat berwirausaha dengan modal tersebut. Dan hasilnya luar biasa. Dengan motivasi yang kuat dan dengan bantuan modal itu mereka dapat membangun produksi yang bermacam-macam seperti tekstil, kendaraan bermotor, dan teknologi-teknologi canggih. Sementara kita, untuk apa dana subsidi dari pemerintah tersebut? Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang jika dipakai terus-menerus akan habis juga. Setidaknya bisa berpikiran lebih jauh manfaat dari subsidi tersebut untuk kelanjutan hidup ke depannya. Hal ini kembali pada diri kita masing-masing, apakah ingin melangkah maju atau tetap miskin?

Penulis berpendapat, jika pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan seperti mengadakan pembinaan terhadap siswa SMA, SMK, SLTA dan sederajat untuk mengetahui ingin menjadi apa mereka ke depannya. Kemudian diadakannya pelatihan agar mereka siap bekerja jika sudah lulus atau mereka ingin melanjutkan kuliah sambil bekerja yang bisa meningkatkan pengahasilan daerah juga tentunya. Lalu peningkatan transpotasi juga diperlukan karena jarak antar kota yang sangat jauh, misalnya ada pekerja yang bertempat tinggal di Tarakan namun lokasi kerja berada di Samarinda. Keadaan inilah yang terkadang membuat pekerja kebingungan. Dana untuk para wirausahawan juga harus dialokasikan, mungkin dengan mereka berwirausaha malah membuka lapangan kerja bagi mereka pemuda-pemuda yang menganggur. Subsidi pun sebaiknya diatur secara lancar agar tak ada rakyat yang menuntut jatah subsidi yang belum diberikan.

Sekian dan terima kasih :)
Tags :

0 komentar :

Copyright (2012) Annisa Hidayati's Own. Diberdayakan oleh Blogger.
  • join my acc @annschaday

Followers