Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan seseorang
dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti pakaian, makanan, pendidikan, kesehatan,
dan tempat tinggal. Kemiskinan dialami hampir di seluruh negara di dunia
termasuk Indonesia. Daerah yang kaya akan sumber daya alam seperti Kalimantan
Timur pun juga mengalami kemiskinan yang jika tidak segera disikapi,
dikhawatirkan akan berdampak terhadap pembangunan daerah.
Masalah
kemiskinan di Kaltim sendiri terjadi dikarenakan tingginya angka perpindahan
penduduk dari provinsi lain ke Kaltim namun tidak dibekali dengan keterampilan
khusus yang dibutuhkan lapangan kerja yang tersedia. Sehingga bukannya
meningkatkan penghasilan daerah dan mensejahterakan rakyatnya yang terjadi
malah kebalikannya, banyak orang yang menganggur dan keadaan inilah yang memicu
timbulnya masalah kemiskinan. Masalah keimigrasian inilah yang menjadi
persoalan serius dan seharusnya mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah
baik itu provinsi maupun daerah.
Tujuan
dibuatnya karya tulis ini adalah untuk memotivasi setiap orang agar mau
berkembang menjadi yang lebih baik lagi dengan berkaca terhadap orang, daerah atau
bangsa lain yang sudah lebih maju baik dari segi pendidikan, teknologi, infrastruktur
ataupun kreativitas. Dengan memanfaatkan keterampilan yang setiap orang miliki
dan motivasi yang kuat dari diri sendiri, persoalan kemiskinan di daerah pun
bisa tuntas. Yang imbasnya juga terhadap penurunan angka kemiskinan daerah dan
negara. Juga untuk mengetahui bagaimana penanggulangan kemiskinan yang tepat
untuk rakyat Kaltim agar kesejahteraan rakyat bisa meningkat.
Dari
data di atas dapat dikemukakan bahwa pemerintah Kaltim melakukan pencapaian
yang cukup pesat dalam pengentasan kemiskinan. Hal ini terbukti dari menurunnya
angka kemiskinan di beberapa daerah Kaltim. Sementara daerah-daerah yang belum
total penanggulangannya dan masih melebihi rata-rata nasional kemungkinan terjadi
dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang tersedia namun kurangnya pemberdayaan
pemerintah untuk mereka, faktor alam dan jarak atau lokasi tempat tinggal yang
tidak dekat bisa jadi juga merupakan salah satu penyebab. Kemudian tingkat
pengangguran masih tinggi terutama di kalangan pemuda. Kemungkinan mereka
merasa belum berpengalaman dan takut untuk mencoba yang dikhawatirkan akan
gagal. Saya ambil sebagai contoh, di Samarinda, banyak pemuda-pemudi yang
senang bersantai-santai di Tepian dengan bergerombol tidak jelas dan tidak
diketahui tujuannya.
Dengan
ini dapat disimpulkan bahwa kemiskinan di Kaltim terjadi disebabkan banyak
faktor dan faktor yang relatif tinggi dari sumber daya manusianya sendiri. Ini
dapat dilihat dari masalah keimigrasian, faktor pengangguran dan kesadaran diri
masing-masing tentunya. Padahal jika ada kemauan yang kuat dari diri
masing-masing, tentunya masalah kemiskinan pun dapat diatasi. Sebagai contoh
Amerika Serikat dengan gelar negara adidaya kuasanya yang begitu memperhatikan
nasib rakyatnya. Pemerintahan Amerika selalu memberikan subsisdi untuk
rakyatnya agar mereka setidaknya dapat berwirausaha dengan modal tersebut. Dan
hasilnya luar biasa. Dengan motivasi yang kuat dan dengan bantuan modal itu
mereka dapat membangun produksi yang bermacam-macam seperti tekstil, kendaraan
bermotor, dan teknologi-teknologi canggih. Sementara kita, untuk apa dana
subsidi dari pemerintah tersebut? Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang
jika dipakai terus-menerus akan habis juga. Setidaknya bisa berpikiran lebih
jauh manfaat dari subsidi tersebut untuk kelanjutan hidup ke depannya. Hal ini
kembali pada diri kita masing-masing, apakah ingin melangkah maju atau tetap
miskin?
Penulis berpendapat, jika pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan seperti
mengadakan pembinaan terhadap siswa SMA, SMK, SLTA dan sederajat untuk
mengetahui ingin menjadi apa mereka ke depannya. Kemudian diadakannya pelatihan
agar mereka siap bekerja jika sudah lulus atau mereka ingin melanjutkan kuliah sambil
bekerja yang bisa meningkatkan pengahasilan daerah juga tentunya. Lalu
peningkatan transpotasi juga diperlukan karena jarak antar kota yang sangat
jauh, misalnya ada pekerja yang bertempat tinggal di Tarakan namun lokasi kerja
berada di Samarinda. Keadaan inilah yang terkadang membuat pekerja kebingungan.
Dana untuk para wirausahawan juga harus dialokasikan, mungkin dengan mereka
berwirausaha malah membuka lapangan kerja bagi mereka pemuda-pemuda yang
menganggur. Subsidi pun sebaiknya diatur secara lancar agar tak ada rakyat yang
menuntut jatah subsidi yang belum diberikan.
Sekian dan terima kasih :)
0 komentar :
Posting Komentar